Sebelumnya saya ucapkan selamat datang di website saya. Cerita pengalaman kerja di bank ini merupakan postingan pertama saya di website ini. Jam laptop menunjukkan pukul 12.33 WIB saat saya mulai menuliskan huruf demi huruf di lembar putih Microsoft Word. Lama saya berpikir mengenai judul pertama apa yang akan saya posting, hingga akhirnya terpilihlah judul di atas. Sekedar membagi pengalaman-pengalaman saya sebelumnya setelah pindah di beberapa perusahaan.
Pekerjaan pertama yang saya dapatkan setelah mendapat ijazah S1 adalah pekerjaan di perbankan, sebagai Account Officer. Tugas yang harus saya emban ada tiga pilar, yaitu sales, maintain, dan collection. Kita bahas satu-satu ya?
Dari namanya saja sudah ketahuan kalo pekerjaan yang satu ini dekat sekali dengan marketing.
Ya, Account Officer atau yang lebih dikenal oleh masyarakat sebagai marketing bank adalah orang yang bertugas mencari nasabah untuk pinjaman (debitur). Sedangkan marketing bank yang bertugas mencari kreditur (nasabah yang menabung) disebut Funding Officer.
Bagaimanapun menjual itu penuh dengan tantangan, baik fisik maupun non fisik.
Tapi menjual di bank memiliki keunikan tersendiri, yaitu seorang AO akan berhubungan dengan nasabah dalam waktu yang sangat lama. Tergantung pada tenor yang diambil oleh nasabah, bisa 1, 2, atau 3 tahun. Tidak seperti menjual pasta gigi yang cukup 3D 1 S (dipilih, dibayar, dapat untung, selesai).
Nah, saat anda bekerja sebagai AO, tanyakan pada diri anda, siapakah yang bisa meramalkan keuangan seorang nasabah dengan tepat?
Nasabah yang sudah saya dapatkan harus dimaintain agar pembayarannya lancar.
Istilah yang sangat saya kenal kala itu adalah repayment rate, yaitu persentase hutang yang dibayar lancar oleh debitur, merupakan perbandingan antara outstanding lancar dibanding dengan total outstanding.
Repayment rate atau yang biasa disebut RR ini seolah menjadi hantu bagi saya setiap harinya. Bagaimana tidak? Hampir setiap hari unit manager saya mengucapkan dengan lantang persentase RR unit di hari itu, dan tentu saja berapa target yang harus dicapai.
Target RR unit harus di atas 85 %, setidaknya itulah target yang dibebankan kepada kami para AO.
RR unit merupakan average dari RR para AO. Jika salah satu RR AO ada yang jeblok, maka dampak yang dirasakan oleh unit sangat terasa.
Masalah RR yang di bawah target ini kadang susah untuk diselesaikan manakala ada nasabah yang telat membayar atau lewat bulan.
Nah, untuk anda ketahui, para AO tidak hanya dibebani maintain atas nasabah yang didapatkan, tetapi juga seluruh nasabah yang diturunkan padanya (yang berasal dari AO sebelumnya, yang sudah upgrade jabatan). Diturunkan di sini dalam istilah perbankan disebut di-cleansing.
Di sinilah masalahnya, saat saya mendapat nasabah sendiri, maka saya sudah mengenalnya secara personal (maksudnya lebih mengenal dan telah melakukan pendekatan), tetapi untuk nasabah yang di-cleansing, mereka lebih kenal dengan AO sebelumnya. Dan tentunya, untuk memaintain-nya perlu tenaga lebih. Kenalan, PDKT dan SKSD dulu.
Terakhir, collection alias menagih. Kami para AO juga dibebani tanggung jawab ini. Wajib menagih ke nasabah kami yang telat hari.
Bonusnya, setiap hari kami harus membawa slip tagihan dan lembar yang berisi nama, jatuh tempo dan jumlah tagihan setelah ditambah denda per hari itu.
Yang tidak ketinggalan adalah sisa outstanding masing-masing debitur. Informasi yang satu ini penting untuk kami ketahui. Untuk apa? Saya akan membahasnya kemudian.
Di artikel selanjutnya, saya juga akan membagi kisah saya bekerja di salah satu lembaga keuangan bukan bank. Tunggu ya?
Semoga kisah pengalaman kerja di bank saya bermanfaat
Salam
View Comments
Hidup dsp. Bisa, bisa, bisa, yessss!