Ketahui cara menghitung bunga bank kredit/tunggal/majemuk, kpr pinjaman tabungan, persentase suku bunga, deposito dan pajak.
Cara menghitung bunga bank pada dasarnya sudah mulai diajarkan sejak SD. Materi ini tidak bisa dipisahkan dengan cara hitung persen karena bunga bank selalu menggunakan bentuk persentase.
Materi tentang suku bunga bank ini terbilang sederhana. Namun terpakai hingga dunia kerja. Misalnya untuk para pegawai bank, debitur (orang meminjam uang di bank), kreditur (orang yang menabung di bank), dll.
Untuk itu, mari kita simak bersama-sama satu per satu supaya bisa menguasai materi ini dengan baik.
Definisi Bunga Bank, Deposito, Flat dan Suku Bunga
Sebelum kita bahas rumus bunga bank, terlebih dahulu yuk kenalan dengan beberapa istilah penting dalam materi ini:
Apa itu bunga bank? Pengertian bunga bank adalah…
Secara sederhana, arti dan pengertian bunga bank adalah sejumlah nilai persentase tertentu yang diberikan oleh bank kepada nasabah yang telah menabung di bank dalam jumlah tabungan dan jangka waktu tertentu.
Selain itu arti bunga bank yang lain adalah sejumlah nilai persentase tertentu yang diterima oleh bank atas pinjaman yang diberikan kepada debiturnya. Nilainya biasanya disesuaikan dengan nominal pinjaman dan tenor yang diambil.
Jenis bunga bank
Apakah jenis bunga bank cuma satu? Tidak. Agar tak salah memahami bunga bank, kenali jenis-jenis bunga bank di bawah ini:
1. Pengertian bunga kredit
Pengertian bunga kredit adalah harga atau imbalan yang harus dibayarkan oleh nasabah/debitur kepada perusahaan atau lembaga keuangan (bank, perusahaan pembiayaan, atau finance) atas fasilitas pinjaman yang sudah diterima oleh nasabah atau debitur tersebut.
2. Pengertian bunga efektif
Pengertian bunga efektif yang paling mendasar adalah pada perhitungan bunganya yang hanya dikalikan dengan sisa hutang / sisa pokok pinjaman / outstanding / OS.
Dalam bunga efektif, nilai angsuran yang dibayarkan setiap bulan sama tapi porsi bunga dan pokok hutangnya berbeda. Dalam hal ini, jumlah bunga yang dibayarkan di awal besar dan mengecil seiring berkurangnya tenor.
Sedangkan pokok hutangnya baru terbayar sedikit di bagian awal kemudian makin besar seiring berkurangnya tenor.
Untuk memahaminya, silakan lihat gambar di bawah ini:
- Angsuran = Pokok + Bunga
- A = P + B
3. Pengertian bunga tunggal
Pengertian bunga tunggal adalah bunga yang didapatkan di setiap akhir periode didasarkan pada modal awalnya saja. Intinya, pengalinya adalah modal awalnya saja.
Sebagai contoh: Kita pinjam uang kepada seseorang sebesar Rp 1.000.000,- dalam akad disebut kalau kita akan membayarkan Rp 1.100.000,- padanya bulan depan. Maka angka Rp 100.000,- ini disebut sebagai bunga tunggal yang harus dibayarkan. Pengalinya adalah pinjaman awal, yakni Rp 1.000.000,-
4. Pengertian bunga majemuk
Pengertian bunga majemuk adalah bunga yang sudah diberikan yang didasarkan pada modal awal dengan total atau akumulasi bunga tersebut dengan periode sebelumnya.
Sederhananya, bunga majemuk adalah sebuah sistem yang bunganya telah melekat sejak awal kemudian digabungkan dengan uang pokok.
Maka dari itu, nilai bunga majemuk selalu berubah setiap periode. Bunga jenis ini dikenal dengan istilah bunga berbunga.
Sistem bunga majemuk ini menguntungkan buat kita yang menabung tapi terasa mencekik buat debitur atau peminjam uang. Pemakaian bunga majemuk dalam pinjaman terlihat pada sistem penggunaan kartu kredit.
Sebagai contoh, tabungan kita sebesar Rp 1.000.000,- dengan suku bunga 10%/bulan. Maka bulan depan tabungan kita akan bertambah jadi Rp 1.100.000,-. Bulan depannya lagi akan bertambah menjadi Rp 1.210.000,-. Bulan depannya lagi bertambah menjadi Rp 1.331.000,-.
5. pengertian bunga flat
Pengertian bunga flat adalah bunga yang dibebankan setiap periode / bulan selalu flat atau sama. Nilai bunga ini didapatkan dengan cara mengalikan suku bunga dengan nilai pinjaman awal.
Bunga flat ini sangat berbeda dengan suku bunga efektif. Kalau digambarkan dalam diagram diperoleh:
- Angsuran = pokok + bunga
- A = P + B
Apa itu deposito? Pengertian deposito adalah …
Pengertian deposito adalah simpanan berjangka atau sebuah simpanan yang harus mengendap selama jangka waktu tertentu. Selama masa mengendap, kreditur atau penabung tidak diperkenankan mengambil uang yang didepositokan meskipun hanya seribu rupiah.
Dari arti deposito yang sederhana itu menunjukkan bahwa deposito merupakan salah satu cara menabung yang lumayan bagus. Produk dari perbankan ini bisa menjadi solusi buat para kreditur yang ingin menyimpan uangnya dengan bunga yang lebih tinggi dari pada tabungan, tetapi simpanan bisa tetap berwujud uang dan bisa diambil sesuai dengan periode yang telah disetujui kedua belah pihak (kreditur dan bank).
Apalagi menyimpan uang dalam bentuk deposito juga terbilang lebih stabil jika dibandingkan dengan menyimpan uang melalui emas, saham, atau yang lainnya. Nilai risikonya juga sangat kecil sekali, lho!
Apa itu flat? Flat adalah…
Sekilas mengenai bunga flat sudah dijelaskan di awal. Penggunaan bunga flat ini salah satunya adalah untuk KPR atau kredit kepemilikan rumah.
Dalam kredit kepemilikan rumah, ada dua metode perhitungan bunga yang digunakan, yakni flat dan floating. Apa artinya?
Arti flat adalah ketika seorang yang mengambil KPR harus membayar jumlah angsuran yang sama setiap bulannya.
Sebagai contoh, Pak Budi mengambil KPR dengan bunga 15% selama 20 tahun. Dia harus membayar sejumlah Rp 2.500.000,- per bulan untuk melunasi KPR-nya tersebut. Maka jumlah inilah yang akan terus dibayarkan secara flat. Tak ada perubahan sama sekali sampai tenor selesai atau selama 20 tahun.
Suku buku flat dalam KPR ini biasanya juga dikenal dengan istilah suku bunga fixed atau tetap. Yang artinya jumlah suku bunga yang dibayarkan adalah tetap. Tidak terpengaruh oleh rate yang ditetapkan oleh BI.
Pemakaian istilah flat dan fixed ini hanya perbedaan pemakaian istilah di lapangan saja. Soal maknanya sama. Di lapangan banyak yang memakai istilah flat karena lebih familiar dan mudah dilafalkan.
Arti floating adalah ketika seseorang yang mengambil KPR harus membayar jumlah angsuran yang berbeda atau berubah-ubah pada periode tertentu. Perubahan ini dipengaruhi oleh suku bunga atau rate bunga yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
Rate bunga Bank Indonesia biasanya mengalami perubahan atau dikoreksi pada periode tertentu. Mengikuti perkembangan ekonomi juga. Jadi, jika bunga BI sedang tinggi, maka bunga yang Anda bayarkan untuk KPR juga tinggi, angsuran ikut tinggi.
Sebaliknya, jika bunga BI sedang turun, maka angsuran Anda juga akan menurun sebab bunga bank yang Anda bayarkan ke bank menurun. Sementara nilai pokok yang dibayarkan per bulannya sama.
Apa itu suku bunga? Arti suku bunga adalah …
Arti suku bunga adalah nilai persentase tertentu yang ditetapkan dan disetujui oleh pihak kreditur dan debitur yang kemudian diperhitungkan dari pokok pinjaman yang harus dibayarkan kepada kreditur sebagai penerima imbal jasa pinjaman oleh debitur.
Dalam contoh sederhana ada seorang pria meminjam uang di Bank senilai Rp 10.000.000,- dan dikenai suku bunga sebesar 10% per tahun selama 3 tahun.
Yang disebut dengan suku bunga adalah nilai 10% per tahun. Jangka waktunya disebut tenor. Dan pokok pinjamannya adalah Rp 10.000.000,-.
Rumus dan Cara Menghitung Bunga
Berikut ini adalah beberapa cara sederhana untuk menghitung bunga bank, mencari suku bunga dari angsuran dan nilai pokok pinjaman, deposito, dll.
Rumus cara menghitung bunga bank
Berikut ini adalah rumus cara menghitung bunga bank secara umum:
- Angsuran = Pokok + Bunga
- A = P + B
- Angsuran per bulan = (Pokok pinjaman / tenor) + (%bunga/12 x pokok pinjaman)
- B = (%bunga/ 12) x pokok pinjaman
Rumus perhitungan bunga bank di atas berlaku untuk bunga bank yang diberlakukan per tahun. Artinya, jika anda mendapat persentase bunga bank yang berlaku per tahun, maka anda perlu membaginya dengan 12 bulan untuk mendapatkan angka bunga per bulan, seperti yang tertulis pada rumus di atas.
Namun, kalau bunga banknya sudah dihitung per bulan, maka tidak perlu dibagi dengan 12. Atau ditulis seperti ini:
- Angsuran per bulan = (Pokok pinjaman / tenor) + (%bunga x pokok pinjaman)
- B = %bunga x pokok pinjaman
Rumus di atas merupakan rumus sederhana yang biasanya saya gunakan untuk menghitung angsuran para debitur (saat bekerja di bank dulu). Pastikan mengenai bunga yang akan Anda bayarkan, apakah sistemnya flat atau efektif. Sebab meski angsurannya sama, kadang porsi pokok dan bunganya berbeda seperti penjelasan saya di atas.
Rumus mencari suku bunga
Berikut adalah rumus mencari suku bunga atau persentase bunga bank:
- Angsuran = Pokok + Bunga
- A = P + B
- B = A – P
- %B = Bunga bank yang dibayarkan/pokok pinjaman x 100%
Rumus mencari suku bunga di atas digunakan untuk mencari persentase bunga secara menyeluruh. Cara hitung persen per tahun dan bulan harus disesuaikan dengan tenornya. Harus dibagi dengan tenornya dan disesuaikan dengan tenor dalam tahun atau bulan.
Rumus mencari suku bunga ini biasanya digunakan secara sederhana untuk mencari suku bunga bank atas pinjaman seseorang. Yang menjadi masalah, banyak yang tidak tahu bahwa biasanya di perbankan ada biaya administrasi, provisi, biaya pengikatan kredit, dll.
Biaya-biaya ini dibebankan ke pokok pinjaman. Artinya pokok pinjaman akan bertambah sebesar total biaya yang ada.
Nah, dalam cara hitung persen atau menghitung suku bunga, pihak debitur biasanya hanya menghitung pokok pinjamannya saja tanpa tahu total biaya administrasinya. Sehingga suku bunga yang didapatkan dari rumus mencari suku bunga pun akan terlihat jauh lebih besar. Dan ini adalah salah satu error yang sering terjadi pada dunia nyata.
Kalau dalam soal di tingkat SD, SMP, atau SMA nilainya memang masih sederhana sesuai dengan apa yang diketahui dalam soal.
Rumus cara hitung bunga deposito
Sebenarnya rumus cara hitung bunga deposito hampir sama dengan perhitungan bunga yang lain. Bedanya, di deposito kita mendapatkan bunganya dalam periode tertentu. Selain itu, dalam bunga deposito juga ada pasal pajak yang ditetapkan.
Aturan UU Pajak penghasilan mengenai deposito tersebut berbunyi:
- Jika depositonya kurang dari 7,5 juta maka bebas dari pajak
- Jika depositonya lebih dari 7,5 juta maka dikenakan pajak 20%. Artinya, bunga yang didapatkan hanya 80% saja.
Berikut adalah rumus cara hitung bunga deposito:
Untuk deposito di bawah 7,5 juta berlaku rumus:
- Bunga deposito = jumlah uang yang didepositokan x persentase bunga per tahun : 12 x tenor yang sudah disepakati (jangka waktu deposito akan mengendap)
Untuk deposito di atas 7,5 juta berlaku rumus:
- Bunga deposito = jumlah uang yang didepositokan x persentase bunga per tahun : 12 x tenor yang sudah disepakati (jangka waktu deposito akan mengendap) x 80%
Rumus cara mencari persentase bunga per tahun
Rumus cara mencari persentase bunga per tahun sebenarnya sama dengan rumus mencari suku bunga bank per tahun. Jadi, bisa digunakan rumus di bawah ini:
- Angsuran = Pokok + Bunga
- A = P + B
- B = A – P
- %B = Bunga bank yang dibayarkan/pokok pinjaman x 100% : tenor dalam tahun
Gunakan rumus mencari persentase bunga per tahun di atas hanya saat tenor yang diketahui dalam soal memiliki satuan tahun. Jika satuannya masih bulan, ubahlah dulu ke satuan tahun.
Cara hitung bunga KPR
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, bunga yang ditetapkan pada KPR ada yang fixed dan floating. Perhitungan bunga floating jelas selalu berubah mengikuti rate bunga Bank Indonesia.
Namun jika teman-teman ingin mencoba menghitung bunga KPR, maka rumus sederhananya masih sama dengan perhitungan angsuran dan bunga secara umum. Yakni angsuran adalah penjumlahan antara pokok dan bunga.
Komponen yang membedakan adalah pada bagian biaya. Yang mana besaran atau total biaya administrasi, provisi, balik nama, dll dibebankan di awal dan dibayarkan bersama dengan uang muka.
Artinya, Anda harus memastikan pokok pinjaman, rate atau suku bunga, dan cara perhitungan bunga (fixed atau floating) sebelum mencoba menghitung bunga KPR.
Begini rumus sederhananya adalah:
- Bunga KPR = pokok kredit x persentase bunga KPR x tenor dalam tahun : jangka waktu KPR dalam bulan
Rumus cara hitung bunga KPR di atas merupakan perhitungan kasar bunga fixed/tetap. Jika Anda ingin menghitung bunga floating, maka ketahui dulu fluktuasi nilai atau suku bunganya.
Misalnya pada tahun pertama dan ketiga bunganya 12% maka Anda tinggal masukkan nilai 12% dalam bagian persentase bunga. Kemudian masukkan nilai 3 untuk jangka waktu (tenor) dalam tahun. Selanjutnya masukkan 36 untuk jangka waktu dalam bulan.
Kemudian bunganya naik 15% per tahun di tahun keempat sampai keenam. Maka masukkan 15% ke bagian persentase bunga. Lalu 3 tahun di bagian tenor dan 36 bulan sebagai tenor atau jangka waktu KPR dalam bulan.
Cara hitung bunga pinjaman / cara menghitung bunga kredit
Cara hitung bunga pinjaman sama dengan cara menghitung bunga kredit baik di perbankan maupun di lembaga keuangan.
Jika bunganya per tahun, maka bunga per bulannya dihitung dengan cara:
- Bunga kredit atau pinjaman = persentase bunga per tahun/12 x pokok pinjaman
Jika suku bunga yang diketahui adalah per bulan, maka perhitungan bunga per bulannya adalah:
- Bunga kredit atau pinjaman = persentase bunga per bulan x pokok pinjaman
Cara hitung bunga tabungan
Cara hitung bunga tabungan berbeda dengan perhitungan bunga pinjaman dan deposito. Biasanya, suku bunga tabungan nilainya berbeda tergantung pada jumlah tabungan. Dan untuk suku bunga ini, masing-masing bank punya kebijakan sendiri.
Untuk itu, sebelum mencoba menghitung bunga tabungan Anda. Pastikan Anda tahu berapa persentase bunga yang diberikan bank sesuai dengan nominal tabungan. Biasanya semakin besar nilai tabungan, semakin besar pula nilai suku bunganya.
Informasi mengenai suku bunga tabungan ini bisa Anda tanyakan kepada bank tempat Anda menabung.
Berikut adalah rumus dan cara hitung bunga tabungan secara sederhana:
- Bunga tabungan = Saldo tabungan terendah x %bunga per tahun x jumlah hari pada bulan yang dilaporkan : jumlah hari dalam tahun tersebut
Jadi, perhitungan bunga tabungan selain harus disesuaikan dengan jumlah saldo dan persentase suku bunga juga harus disesuaikan dengan jumlah hari dalam bulan dan tahun tabungan tersebut.
Cara menghitung bunga efektif
cara menghitung bunga efektif yang paling mendasar sama dengan cara menghitung bunga kredit atau pinjaman. Yaitu menggunakan rumus:
- Bunga efektif = persentase bunga per tahun / 12 x pokok pinjaman
Yang membedakan bunga efektif dengan bunga kredit pada umumnya adalah di bunga efektif, pengali pokok pinjamannya adalah pokok pinjaman terakhir. Dengan kata lain, yang dipakai sebagai pengali ada sisa pokok pinjamannya. Bukan sisa angsuran.
Dalam perhitungan bunga efektif, yang dicari pertama kali adalah angsuran kemudian yang kedua adalah bunganya. Baru setelahnya nilai pokok bulanannya dihitung dari selisih angsuran dan bunga.
- P = A – B
Dengan begini, nilai pokok dan bunganya tiap bulan berubah. Sehingga outstanding atau sisa pokok pinjamannya juga berubah mengikuti nilai pokok yang berkurang tiap bulannya.
Cara menghitung bunga tunggal
Di atas sudah dijelaskan bahwa pengali dari bunga tunggal adalah modal awal pinjaman. Dan bunganya selalu tetap setiap bulannya sampai akhir tenor. Apa rumusnya?
Misalnya:
- Mn adalah modal akhir periode ke-n
- Mo adalah modal awal
- n adalah jumlah bulan (waktu dalam bulan)
- i adalah bunga per bulan
Maka rumus modal akhir dengan bunga tunggal adalah:
- Mn = Mo ( 1 + n . i%)
Sedang i dirumuskan sebagai berikut:
- i = I : Mo x 100%
dengan I adalah jumlah total bunga tunggal dalam rupiah.
Dan rumus modal awal dengan bunga tunggal adalah:
- Mo = Mn : ( 1 + n . i%)
Yang perlu dijadikan catatan sebelum memasukkan angka ke dalam rumus adalah pastikan satuannya sama. Kalau bunga dalam bulan, maka n juga harus dalam bulan. Kalau dalam tahun, ya harus dalam tahun.
Cara menghitung bunga majemuk
Hal yang paling mendasar dalam cara menghitung bunga majemuk adalah rumusnya yang sama dengan rumus perhitungan bunga pada umumnya. Yakni:
- Bunga majemuk = suku bunga (persentase bunga) x pinjaman (modal atau tabungan)
Yang membedakan perhitungan bunga majemuk ini berbeda dengan bunga lainnya adalah perhitungan bunga berikutnya.
Sesuai dengan julukannya, yaitu bunga berbunga. Bunga berikutnya dihitung dari modal awal ditambah dengan bunga majemuk pertama.
Misal:
- Bunga majemuk = i
- Modal awal = Mo
- Modal ke-n = Mn
Maka besarnya modal ke-n atau rumus modal akhir yang dihitung berdasarkan bunga majemuk adalah:
- Mn = Mo (1 + i%)n
Pajak Bunga
Berikut ini adalah beberapa pajak yang dikenakan pada bunga yang didapatkan debitur maupun kreditur di bank dan atau lembaga keuangan:
Pajak bunga bank
Menurut ketentuan pajak penghasilan atau PPh pasal 4 ayat 2 disebutkan bahwa ada beberapa penghasilan yang harus dikenai pajak. Di antaranya adalah bunga deposito, bunga tabungan, bunga obligasi, bunga surat utang negara, dan bunga simpanan yang dibayarkan oleh koperasi kepada anggota koperasi orang pribadi[1].
Dalam rumus cara menghitung bunga tabungan misalnya, yang diperoleh adalah bunga yang masih kotor. Artinya bukan bunga bersih yang sudah dipotong pajak sebesar 20% sesuai dengan peraturan pemerintah soal pajak penghasilan.
Nilai pajak bunga bank sebesar 20% ini hanya dikenakan pada tabungan atau deposito yang nilainya di atas Rp 7.500.000,-. Di bawah itu belum kena pajak.
Pajak bunga deposito
Untuk menghitung penghasilan bersih Anda dari bunga deposito, rumusnya adalah:
Untuk deposito di bawah 7,5 juta berlaku rumus menghitung bunga deposito sebagai berikut:
- Bunga deposito = jumlah uang yang didepositokan x persentase bunga per tahun : 12 x tenor yang sudah disepakati (jangka waktu deposito akan mengendap dalam satuan bulan)
Untuk deposito di atas 7,5 juta berlaku rumus menghitung bunga deposito sebagai berikut:
- Bunga deposito = jumlah uang yang didepositokan x persentase bunga per tahun : 12 x tenor yang sudah disepakati (jangka waktu deposito akan mengendap dalam satuan bulan) x 80%
Sementara itu, rumus pajak bunga depositonya adalah:
- Rumus pajak bunga deposito = jumlah uang yang didepositokan x persentase bunga per tahun : 12 x tenor yang sudah disepakati (jangka waktu deposito akan mengendap) x 20%
Pajak bunga tabungan
Untuk menghitung penghasilan bersih Anda dari bunga tabungan, rumusnya adalah:
- Bunga tabungan (kotor) = Saldo tabungan terendah x %bunga per tahun x jumlah hari pada bulan yang dilaporkan : jumlah hari dalam tahun tersebut
- Bunga tabungan bersih = 80% x bunga tabungan (kotor)
- Rumus pajak bunga tabungan = 20% x bunga tabungan (kotor)
Nominal 80% didapatkan dari 100% dikurangi dengan 20%, yang mana 20% ini merupakan pemotongan pajak penghasilan yang dibebankan kepada bunga tabungan.
Ingat, rumus kedua dipakai jika saldo tabungan Anda di atas Rp 7.500.000,-
Pajak bunga pinjaman
Dalam PPh pasal 23 disebutkan bahwa pemberian bunga pinjaman dari lembaga ke lembaga dan atau orang pribadi ke orang pribadi dikenai pajak sebesar 15% dari jumlah bruto bunga yang didapatkan[1].
Jadi, bunga bersih yang didapatkan setelah terkena pajak adalah:
- Bunga pinjaman bersih = bunga bruto yang didapatkan x 85%
- Pajak bunga pinjaman = bunga bruto yang didapatkan x 15%
Artinya untuk mendapatkan nilai pajak bunga pinjamannya, perlu diketahui dulu sistem bunga pinjaman apa yang digunakan. Sesuai dengan kesepakatan saat akad kredit atau perjanjian kredit.
Pertanyaan dan Contoh Soal
Agar lebih paham tentang materi di atas, berikut adalah pertanyaan dan contoh soalnya:
Contoh soal bunga bank
Simaklah beberapa contoh soal bunga bank dan angsurannya di bawah ini:
- Fafa meminjam uang di bank sebesar Rp 5.000.000,- dengan bunga sebesar 18% per tahun. Fafa ingin melunasi hutangnya dalam waktu 10 bulan saja. Berapakah angsuran yang harus dibayar Fafa setiap bulannya?
Diketahui:
- Uang pinjaman = Rp 5juta
- Bunga per tahun 18 %
- Waktu Pelunasan = 10 bulan
Jawaban:
Jadi cara menghitung bunga bank setiap bulannya adalah 18/12 = 1,5 %
Kemudian, cara menghitung angsuran per bulannya adalah;
- Angsuran = bunga + pokok hutang
- Angsuran = (1,5% x 5.000.000) + (5.000.000 / 10) >>> karena dilunasi dalam 10 bulan
- Angsuran = 75.000 + 500.000
- Angsuran = 575.000
Dengan demikian, angsuran per bulan yang harus dibayar Fafa adalah sebesar Rp 575.000,-
- Jika diketahui Nizar memiliki pinjaman di koperasi sebesar Rp 4.000.000,-, kemudian pinjaman tersebut diangsur selama 10 bulan dengan angsuran per bulan adalah Rp 460.000,-. Berapakah persentase bunga bank yang dikenakan pada pinjaman Nizar?
Diketahui :
- pinjaman sebesar 4.000.000,
- angsuran per bulan 460.000,
- jangka waktu 10 bulan.
Maka:
- Total pelunasan di bank = 460.000 x 10 = 4.600.000
- Bunga yang dibayarkan di bank = 4.600.000 – 4.000.000 = 600.000
- Persentase bunga = bunga bank / total pinjaman x 100%
- Persentase bunga bank = 600.000/4.000.000 x 100% = 15%
Sedangkan rumus menghitung bunga bank tiap bulannya adalah;
- 15 % : 10 = 1,5 %
- Raya meminjam uang di Bank sebesar Rp 800.000,-. Setelah 10 bulan, Raya kembali ke bank dan melunasi pinjamannya dengan nominal uang sebesar Rp 960.000,-. Berapakah persentase bunga banknya?
Diket:
- Uang yang dipinjam = 800.000
- Uang pelunasan = 960.000
Berarti:
- Bunga yang dibayar = 960.000 – 800.000 = 160.000
Jadi, persentase bunga banknya adalah;
- (160.000/800.000) x 100 % = 20 %
- Ibu Rahma meminjam uang di bank dengan total pinjaman awal sebesar Rp 6.000.000,-. Pinjaman ini rencananya akan diangsur selama setahun dengan bunga per bulannya adalah 1,5%. Jika Ibu Rahma membayar setiap bulan, maka berapakah angsuran yang harus dibayar oleh Ibu Rahma?
Kita tahu bahwa angsuran merupakan penjumlahan dari nominal pinjaman per bulan + bunga. Jadi, kalau begitu;
Diketahui:
- Total pinjaman= 6.000.000
- Lama meminjam = 12 bulan (1 tahun)
- Bunga= 1,5% per bulan
Jawaban:
Pinjaman per bulan yang harus dibayar adalah;
- 6.000.000 : 12 = 500.000
Bunga per bulan yang harus dibayar adalah;
- Bunga bank = persentase bunga bank x total pinjaman
- Bunga bank = 1,5% x 6.000.000 = 90.000
- Angsuran = 500.000 + 90.000 = 590.000
Jadi, angsuran yang harus dibayar Bu Rahma setiap bulan adalah sebesar Rp 590.000,-
Soal bunga majemuk
Berikut ini adalah contoh soal dengan tema bunga majemuk atau bunga berbunga:
- Elmira menanam modal awal sebesar Rp 20.000.000,- dalam sebuah usaha yang sedang didirikan oleh temannya. Temannya menjanjikan akan mengembalikan uang dengan sistem perhitungan bunga majemuk kepada Elmira selama tiga tahun dengan nilai 6% triwulan. Berapakah modal Elmira di akhir periode atau saat jatuh tempo?
Diketahui:
- Mo = Rp 20.000.000,-
- Jangka waktu = 3 tahun
- Suku bunga 6% per 3 bulan (triwulan)
- 1 tahun = 4 triwulan. 3 tahun = 12 triwulan. Artinya n = 12.
Jadi,
- Mn = Mo (1 + i%)n
- M12 = 20.000.000 x (1+ 6%)12
- M12 = 20.000.000 x (1 + 0,06)12
- M12 = 20.000.000 x 1,0612
- M12 = 20.000.000 x 2.0122
- M12 = 40.243.929,437
Jadi, modal Elmira saat akhir jatuh tempo adalah Rp 40.243.929,44,-
- Pada soal nomor 1, jika Elmira ingin mengetahui modal akhirnya di bulan ke 25, jawabannya adalah …
Diketahui:
- Mo = Rp 20.000.000,-
- Jangka waktu = 3 tahun = 36 bulan
- Suku bunga 6% per 3 bulan, sehingga per bulan 2%
- n = 25
Jawaban :
- Mn = Mo (1 + i%)n
- M25 = 20.000.000 x (1 + 2%)25
- M25 = 20.000.000 x (1 + 0,02)25
- M25 = 20.000.000 x 1,0225
- M25 = 20.000.000 x 1,64
- M25 = 32.812.119,89
Jadi, modal Elmira di bulan ke-25 adalah senilai Rp 32.812.119,89,-
Soal bunga tunggal
Berikut ini adalah contoh soal bunga tunggal:
- Rezti menabung di bank dengan sistem bunga tunggal dengan tabungan awal adalah Rp 5.500.000,- Suku bunga yang diberikan bank adalah 4% per tahun. Hitunglah besar tabungan akhir Rezti di akhir tahun kedua!
Diketahui:
- Tabungan awal Rezti = Rp 5.500.000,-
- Bunga = 4% per tahun
- Tenor = 2 tahun
Ditanya: Tabungan akhir setelah 2 tahun = …?
Pembahasan :
Karena semua satuan sudah sesuai, maka tinggal dimasukkan dalam rumus:
- Mn = Mo ( 1 + n . i%)
- M2 = 5.500.000 x ( 1 + 2 x 4%)
- M2 = 5.500.000 x ( 1 + 0,08)
- M2 = 5.500.000 x 1,08
- M2 = 5.940.000
Jadi, di akhir tahun kedua tabungan Rezti terkumpul menjadi Rp 5.940.000,-
- Ihsan menabung sebesar Rp 25.000.000,- di bank. Dia mendapatkan perhitungan sistem bunga tunggal sebesar 1% per bulan. Berapakah bunga yang diterima Ihsan di bulan ke-18?
Diketahui:
- n = 18 bulan
- Mo = Rp 25.000.000,-
- Bunga per bulan = 1%
Ditanya: Total bunga yang didapatkan di bulan ke-18 = …?
Jawab:
Bunga yang didapatkan Ihsan di bulan ke – 18 adalah:
- Mo x n x i%
- = 25.000.000 x 18 x 1%
- = 4.500.000
Jadi, bunga yang didapatkan Ihsan di bulan ke-18 adalah Rp 4.500.000,-
Akan tetapi ini bukanlah bunga bersih yang didapatkan. Karena jumlah saldo tabungannya di atas 7.500.000,- maka bunga ini terkena pajak. Maka rumus untuk mengetahui bunga setelah kena pajak sebesar 20% adalah:
80% x Rp 4.500.000,- = 3.600.000
Contoh soal deposito
Simak contoh soal deposito di bawah ini:
Rifa mendepositokan uangnya di bank dengan tenor 6 bulan sebesar Rp 7.000.000,-. Dia mendapatkan bunga sebesar 5% per tahun. Berapakah saldo deposito Rifa di akhir periode?
Diketahui:
- Deposito = Rp 7.000.000,-
- Suku bunga = 5% per tahun
- Tenor 6 bulan
Ditanya: jumlah deposito akhir setelah 6 bulan = …?
Penyelesaian:
Bunga deposito = jumlah uang yang didepositokan x persentase bunga per tahun : 12 x tenor yang sudah disepakati (jangka waktu deposito akan mengendap)
- Bunga deposito = 7.000.000 x 5% : 12 x 6
- Bunga deposito = Rp 174.999,99,-
Deposito di akhir tenor adalah:
- 7.000.000 + 174.999,99 = Rp 7.174.999,99,-
Sumber:
- Kemenkeu RI Direktorat Jenderal Pajak. 2013. Pajak Penghasilan (PPh). Diambil dari: https://www.kemenkeu.go.id/sites/default/files/buku%20pph%20upload.pdf Diakses pada: 15 Oktober 2019.
Demikian informasi tentang cara menghitung bunga bank, deposito, pajak, contoh soal, sekaligus pembahasannya. Jika ada kesalahan Kak Hinda mohon maaf dan semoga bermanfaat.